Punya pertanyaan seputar kanker ?

Bergabung dengan forum kami

MENU

Home > Panduan Nutrisi >

Apakah Vape Menyebabkan Kanker?

Apakah Vape Menyebabkan Kanker?

Image Source : https://www.sciencedaily.com

Rokok elektronik atau dikenal dengan istilah e-cigarette atau vapour cigarette atau vape merupakan alternatif dari produk-produk yang mengandung nikotin. Vape merupakan peralatan yang dioperasikan menggunakan baterai. Vape tidak membakar tembakau tetapi memiliki cartridge berisi nikotin dan bahan-bahan kimia lainnya seperti senyawa penstabil (propylene glycol atau vegetable glycerin) dan perisa, yang mana vape memanaskan cairan mengandung nikotin. Cairan tersebut kemudian menjadi uap yang dihirup, serupa halnya dengan mereka yang merokok.

Uap yang dihirup dari vape dan kemudian dikeluarkan mengandung bahan-bahan yang berbahaya dan berpotensi untuk berbahaya, termasuk nikotin, partikel yang sangat halus sehingga dapat dihirup ke dalam paru, perisa (misalnya diacetyl, yang dikaitkan dengan penyakit paru serius), senyawa organik yang menguap, bahan-bahan kimia yang menyebabkan kanker, logam berat (seperti nikel, timah, dan timbal). Jenis atau kadar bahan kimia yang dihirup tergantung pada merek, jenis peralatan, dan bagaimana penggunaannya.

Vape baru tersedia di Amerika pada tahun 2009, oleh karena itu penelitian-penelitian mengenai vape terhadap risiko kesehatan masih terbatas. Para peneliti masih mempelajari pengaruhnya terhadap kesehatan pada jangka panjang. Beberapa pengaruh terhadap kesehatan yang telah diketahui adalah:

  • Nikotin sangat bersifat adiktif, bersifat toksik pada janin, berbahaya bagi perkembangan otak remaja.
  • Bahan-bahan kimia yang menyebabkan kanker dan partikel-partikel kecil dapat masuk ke dalam paru.
  • Propylene glycol dan vegetable glycerin (substansi yang dipakai untuk menghasilkan kabut di panggung/teater) meningkatkan iritasi paru dan saluran napas setelah terpajan.
  • Vape dapat menyebabkan cedera karena baterai yang cacat menyebabkan luka bakar serius.
  • Senyawa organik yang menguap menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorok, sakit kepala dan mual, dan merusak hati, ginjal, dan sistem saraf.
  • Perisa kimia dikaitkan dengan penyakit paru serius yang dikenal dengan bronkiolitis obliterans.
  • Formaldehyde menyebabkan kanker, yang dibentuk jika cairan terlalu panas atau cairan tidak cukup untuk elemen pemanas.

Seperti halnya rokok konvensional, timbul pertanyaan apakah rokok elektronik ini dapat menyebabkan kanker. Sampai saat ini, peneliti masih meneliti bagaimana pengaruh rokok eletronik terhadap kesehatan jika digunakan dalam jangka panjang. Namun, penting untuk diketahui bahwa uap rokok elektronik atau vape mengandung beberapa bahan kimia yang menyebabkan kanker walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan rokok konvensional.

Rokok elektronik dikatakan dapat membantu perokok dalam berhenti merokok, namun sampai saat ini, rokok elektronik tidak disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) untuk membantu perokok dalam berhenti merokok. Penelitian dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) bahkan menemukan bahwa perokok malah menggunakan kombinasi rokok elektronik dan rokok konvensional, bukannya berhenti merokok. Dengan demikian, karena telah diketahui pengaruh rokok konvensional ataupun elektronik terhadap kesehatan, yang paling penting adalah berhenti merokok untuk kesehatan kita sendiri.

Referensi:

  1. Drummond MB, Upson D. Electronic cigarettes. Potential harms and benefits. AnnalsATS 2014;11(2):236-42.
  2. About electronic cigarettes (e-cigarettes). CDC [Internet]. 2018 Nov 29 [cited 2018 Dec 21]. Available from: https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/e-cigarettes/about-e-cigarettes.html
  3. What do we know about e-cigarettes? American Cancer Society [Internet]. 2018 Nov 21 [cited 2018 Dec 21]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes/tobacco-and-cancer/e-cigarettes.html

ICCC HELPLINE

Bersama kita berjuang melawan kanker. Hubungi kami di +6281 117 117 98 atau info@iccc.id

KIRIM EMAIL