Punya pertanyaan seputar kanker ?

Bergabung dengan forum kami

MENU

Home > Panduan Nutrisi >

Jangan Kejeblos Karena Mitos!

Jangan Kejeblos Karena Mitos!

Image source : https://www.impactprogram.ca

Kanker ovarium termasuk keganasan ginekologi yang dapat dijumpai pada wanita semua usia tetapi paling sering terdiagnosis pada usia 55-64 tahun. Sekitar 90% dari kanker ovarium adalah jenis epitelial yang terutama dijumpai pada wanita pasca-menopause. Jenis tumor sel benih yang terutama terjadi pada wanita pada awal usia 20 tahunan dijumpai sebesar 5% dari kanker ovarium dan sisanya adalah jenis tumor pada sex-cord stromal (jaringan yang mendukung ovarium) yang menghasilkan hormon seksual yang dapat terjadi pada semua usia (terutama usia 50 tahunan).

Di Amerika, diperkirakan terdapat lebih dari 22.200 kasus baru kanker ovarium dan 14.200 kematian karena kanker ovarium. Menurut Globocan tahun 2018, kanker ovarium termasuk dalam sepuluh besar kanker terbanyak di Indonesia dengan jumlah kasus sebesar 13.310 atau 4,3% dan kematian karena kanker ini berjumlah 7.842. Masih menurut Globocan 2018, kanker ini merupakan kanker ketiga terbanyak yang dijumpai pada wanita setelah kanker payudara dan kanker serviks dengan jumlah kasus sebesar 7,1%.

Kanker ovarium termasuk kanker sulit didiagnosis saat ukuran tumornya kecil dan masih terbatas pada ovarium. Hanya sekitar 45% dari wanita dengan kanker ovarium yang bertahan hidup selama 5 tahun atau lebih sejak didiagnosis. Dalam 5 tahun, persentase pasien kanker ovarium jenis epitelial stadium I yang masih hidup adalah 92% dan pada stadium lanjut adalah 17-28%. Diagnosis lebih dini merupakan faktor prognostik yang penting untuk kanker ovarium.

Berikut ini adalah mitos dan fakta kanker ovarium:

  1. Mitos: Jika tidak ada riwayat kanker ovarium, saya tidak akan terkena kanker ovarium.
    Fakta: Kanker ovarium yang diturunkan diperkirakan sekitar 5-10% dari kanker ovarium. Masih terdapat faktor-faktor risiko lain yang meningkatkan risiko terkena kanker ovarium selain faktor genetik yang diturunkan.
  2. Mitos: Pil kontrasepsi oral dapat menyebabkan kanker ovarium.
    Fakta: Penggunaan pil kontrasepsi oral justru menurunkan risiko kanker ovarium sebesar 40-50%.
  1. Mitos: Jika ovarium telah diangkat, seseorang masih bisa terkena kanker ovarium.
    Fakta: Jika ovarium telah diangkat, seseorang tidak dapat terkena kanker ovarium. Ada kalanya seseorang yang dilakukan pengangkatan ovarium dan rahim karena kondisi non-kanker atau riwayat kanker ovarium dalam keluarga, mengalami kanker peritoneum primer (selaput yang membatasi perut dengan isi rongga perut). Kejadian kanker peritoneum primer termasuk sangat jarang dijumpai pada wanita yang ovariumnya diangkat karena riwayat kanker ovarium dalam keluarga.
  1. Mitos: Peningkatan kadar CA125 selalu berarti bahwa pasien mengalami kanker.
    Fakta: Kadar CA125 bermanfaat dalam mendiagnosis kanker ovarium dan mengevaluasi terapi yang diberikan. Namun, kadar CA125 saja tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis kanker ovarium karena terdapat kondisi lain di mana terdapat peningkatan kadar CA125 seperti penyakit hati, peradangan pada tuba falopi dan ovarium, endometriosis, dan keganasan lainnya.
  1. Mitos: Pap smear saya normal, maka saya tidak akan terkena kanker ovarium.
    Fakta: Pap smear merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan sel-sel pada serviks yang dikaitkan dengan kanker serviks, bukan kanker ovarium.
  1. Mitos: Tidak terdapat cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker ovarium.
    Fakta: Terdapat cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker ovarium seperti menggunakan pil kontrasepsi oral, mengalami kehamilan, mengangkat ovarium jika memiliki riwayat kanker ovarium dalam keluarga, diet rendah lemak dan tinggi serat.
  1. Mitos: Jika sel kanker ovarium terpajan di udara, kanker akan menyebar secara cepat.
    Fakta: Udara tidak berperan dalam progresivitas kanker. Respons terapi yang kurang adekuat berperan dalam progresivitas kanker.
  1. Mitos: Saya telah menjalani histerektomi total yang berarti telah mengangkat ovarium sehingga tidak akan terkena kanker ovarium.
    Fakta: Histerektomi total merupakan prosedur mengangkat rahim dan serviks, dan tidak merujuk pada pengangkatan ovarium sehingga masih ada kemungkinan terkena kanker ovarium. Histerektomi total dan salfingo-ooforektomi bilateral merujuk pada pengangkatan rahim, tuba falopi, dan ovarium.
  1. Mitos: Hubungan seksual harus dihindari kanker ovarium termasuk penyakit menular.
    Fakta: Kanker ovarium bukan penyakit menular dan tidak dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Referensi:

  1. Doubeni CA, Doubeni ARB, Myers AE. Diagnosis and management of ovarian cancer. Am Fam Physician 2016;93(11):937-44.
  2. Globocan 2018. IARC [Internet]. 2019 May [cited 2019 Jul 8]. Available from: https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf
  3. Myths & facts about ovarian cancer. What you need to know. Oncology [Internet]. 2007 [cited 2019 Jul 11]. Available from: http://imaging.ubmmedica.com/cancernetwork/forpatients/pdfs/7_M&F%20Ovarian%20Cancer.pdf

ICCC HELPLINE

Bersama kita berjuang melawan kanker. Hubungi kami di +6281 117 117 98 atau info@iccc.id

KIRIM EMAIL