Punya pertanyaan seputar kanker ?

Bergabung dengan forum kami

MENU

Home > Panduan Nutrisi >

Osteosarkoma

Osteosarkoma

Sarkoma merupakan kanker yang dijumpai pada jaringan yang menyokong atau menghubungkan bagian-bagian tubuh. Jaringan yang dimaksud mencakup tulang, lemak, otot, dan jaringan lunak. Kali ini, kita akan fokus pada osteosarkoma atau secara awam lebih dikenal dengan kanker tulang.

 Osteosarkoma adalah kanker yang dijumpai pada tulang yang dapat merusak jaringan tulang dan membuat tulang menjadi rapuh. Penyakit ini umumnya bersifat agresif dan cenderung menyebar ke organ jauh (bermetastasis) secara dini. Sebagian besar penyakit ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, di mana remaja termasuk kelompok usia yang paling sering terkena. Lebih dari 60% dari osteosarkoma ditemukan pada pasien usia kurang dari 25 tahun. Kejadian osteosarkoma dapat meningkat kembali pada usia di atas 60 tahun, oleh karena itu, penyakit ini dikatakan memiliki distribusi yang bersifat bimodal. Osteosarkoma lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dengan perbandingan 3:2.

 Menurut WHO, kejadian osteosarkoma pada semua populasi adalah sekitar 4-5 per 1.000.000 penduduk. Perkiraan kejadian osteosarkoma meningkat menjadi 8-11 per 1.000.000 penduduk per tahun pada usia 15-19 tahun. Di Amerika, diperkirakan terdapat sejumlah 800-900 orang dari semua usia akan didiagnosis osteosarkoma, dengan sekitar separuhnya adalah pada anak-anak dan remaja. Di Indonesia, didapatkan bahwa kejadian kanker tulang sebesar 1,6% dari seluruh jenis kanker pada manusia dengan kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Di RSCM, terdapat 219 kasus osteosarkoma (16,8 kasus/tahun) dalam kurun waktu 13 tahun (1995-2007) yang merupakan jumlah terbanyak dari seluruh keganasan tulang (70,59%) dengan distribusi terbanyak pada dekade ke-2.

 Sebagian besar osteosarkoma terjadi secara sporadik. Adapun faktor risiko terjadinya osteosarkoma adalah:

  • Usia: risiko paling tinggi adalah pada usia antara 10 dan 30 tahun, terutama selama masa pertumbuhan pada remaja. Risiko menurun pada usia pertengahan tetapi meningkat lagi pada usia di atas 60 tahun.
  • Tinggi badan: anak-anak dengan osteosarkoma biasanya lebih tinggi untuk usianya.
  • Jenis kelamin: osteosarkoma lebih sering dijumpai pada pria dibandingkan wanita.
  • Ras: osteosarkoma sedikit lebih sering pada ras Afrika Amerika dan Hispanic/Latino dibandingkan orang kulit putih.
  • Radiasi pada tulang: seseorang yang diberikan terapi radiasi untuk kanker lain lebih berisiko mengalami osteosarkoma pada daerah yang pernah diberikan terapi radiasi. Terapi radiasi pada usia lebih muda dan dengan dosis tinggi meningkatkan risikonya.
  • Penyakit tulang tertentu: contohnya adalah penyakit Paget, suatu kondisi di mana terbentuk jaringan tulang abnormal pada satu atau lebih tulang (paling sering pada usia di atas 50 tahun). Tulang yang terkena sifatnya keras dan tebal tetapi lebih rapuh dibandingkan tulang yang normal.
  • Kelainan yang diturunkan: contohnya retinoblastoma (kanker mata pada anak yang sangat jarang dijumpai), sindrom Li-Fraumeni (kelainan yang disebabkan mutasi gen penekan tumor), sindrom Werner (kelainan yang sangat jarang dijumpai yang melibatkan gen WRN untuk perbaikan materi genetik yang rusak), sindrom Rothmund-Thomson (ditandai dengan tubuh pendek, ruam, rambut rontok, dan kelainan rangka).

 Pada anak-anak dan dewasa muda, osteosarkoma ditemukan pada tulang di bagian tungkai bawah atau lengan. Sebagian besar ditemukan pada tulang sekitar lutut, baik di bagian bawah tulang paha atau bagian atas tulang kering. Bagian lain yang sering ditemukan berikutnya adalah lengan atas dekat bahu. Namun, osteosarkoma dapat ditemukan pada tulang manapun, termasuk pada tulang panggul, bahu, dan rahang. Hal ini terutama pada orang yang usianya lebih tua.

 Tanda dan gejala dari osteosarkoma tergantung pada tulang yang terkena, yaitu nyeri pada tulang atau sendi yang mengalami perburukan dengan berjalannya waktu, terutama jika nyeri bersifat berat yang mengganggu tidur; adanya benjolan pada lengan atau tungkai bawah, terutama daerah sekitar bahu atau lutut; patah tulang tanpa ada cedera; nyeri punggung atau hilangnya kontrol usus besar atau kandung kemih (sangat jarang dijumpai, dapat terjadi jika tumor ada di panggul atau dasar tulang belakang).

 Osteosarkoma tampak terkait dengan pertumbuhan tulang yang cepat karena sering terjadi pada usia di mana sebagian besar tubuh remaja mengalami pertumbuhan. Jika orang tua mendapati adanya perubahan pada tubuh anaknya, segera hubungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, biopsi, pencitraan, dan laboratorium untuk menegakkan diagnosis osteosarkoma. Setelah diagnosis ditegakkan, pemilihan terapi akan didasarkan pada beberapa faktor seperti stadium dan derajat kanker, kemungkinan efek samping yang muncul, kondisi anak (pasien) secara keseluruhan, dan preferensi pasien dan keluarga. Terapi yang diberikan dapat berupa pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi.

 Dahulu osteosarkoma memiliki prognosis yang buruk dengan angka harapan hidup sekitar 20%, meskipun untuk osteosarkoma yang sifatnya lokal. Perkembangan kemoterapi dan teknik pembedahan mampu meningkatkan harapan hidup 5 tahun mencapai di atas 60%. Namun, hal ini juga tergantung pada tipe kankernya, respons terhadap terapi, dan derajat penyebaran kanker. Jika osteosarkoma terdiagnosis lebih awal dan diberikan terapi sebelum menyebar ke bagian lain, harapan hidup 5 tahun secara umum pada semua usia adalah 77%.

 

Referensi:

  1. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tata laksana osteosarkoma. Kementerian Kesehatan [Internet]. 2019 [cited 2020 July 3]. Available from: http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PNPKOsteosarkoma.pdf
  2. Osteosarcoma. Cancer.Net [Internet]. 2019 [cited 2020 July 3]. Available from: https://www.cancer.net/cancer-types/osteosarcoma-childhood/view-all
  3. Osteosarcoma. American Cancer Society [Internet]. 2020 [cited 2020 July 3]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/osteosarcoma.html
  4. Mahyudin F, Edward M, Basuki MH, Bari YA, Suwandani Y. Osteosarcoma has not become attention to society profile of osteosarcoma patients at dr. Soetomo general hospital Surabaya “a retrospective study”. Journal Orthopaedi and Traumatology Surabaya 2018;7(1):20-30.
  5. Kamal AF, Widyawarman H, Husodo K, Hutagalung EU, Rajabto W. Clinical outcome and survival of osteosarcoma patients in Cipto Mangunkusumo hospital: Limb salvage surgery versus amputation. Acta Medical Indonesiana 2016;48(3):175-83.

ICCC HELPLINE

Bersama kita berjuang melawan kanker. Hubungi kami di +6281 117 117 98 atau info@iccc.id

KIRIM EMAIL