Sekilas Kanker Nasofaring (2)

Image Source : https://cancerresearchuk.org

Diagnosis Kanker Nasofaring

Selain rekam medis dan pemeriksaan fisik, untuk mediagnosis kanker nasofaring, dokter Anda memerlukan beberapa pengujian berikut :

• Pemeriksaan endoskopi – Teropong/tabung kecil akan dimasukkan melalui hidung. Area nasofaring akan diperiksa secara visual dan benjolan yang mencurigakan akan dibiopsi untuk pmeriksaan lebih lanjut.
• CT scan pada area kepala dan leher – pemeriksaan ini merupakan X-ray khusus yang dapat menunjukkan kanker beserta penyebarannya dalam tubuh. Pemeriksaan ini diperlukan pada saat perencanaan perawatan.
• Pemeriksaan darah – Pemeriksaan ini untuk menentukan kadar antibodi terhadap virus Epstein Barr. Jika kadarnya tinggi, patut diduga diagnosa kanker nasofaring.
• CT scan pada area dada dan abdominal (perut), serta Bone scan – pemeriksaan ini diperlukan untuk penentuan apakah kanker sudah menyebar pada bagian tubuh yang lain atau tidak

Terapi Kanker Nasofaring

• Radioterapi

Kanker nasofaring berespon baik terhadap radioterapi. Oleh karena itu, penggunaan radioterapi atau energy sinar X tinggi merupakan pilihan dalam terapi kanker nasofaring. Seringkali kanker nasofaring memerlukan x-ray dosis tinggi untuk membasmi sel kanker. Jika kanker terdeteksi pada stadium dini, radioterapi dapat menyebuhkan. Sinar X akan diberikan pada area tenggorokan dan kadang-kadang pada area kelenjer getah bening leher. Efek samping sementara dari radioterapi mencakup kulit merah pada area leher, berkurangnya produksi air liur yang dapat menyebabkan kekeringan pada mulut dan tenggorokan, saryawan, dan hilangnya nafsu makan dan pengecapan.

• Pembedahan

Peran pembedahan dalam terapi kanker nasofaring sangat terbatas karena sangatlah sulit untuk mengangkat kanker tanpa merusak organ vital disekitar area nasofaring. Jika kanker nasofaring kembali menyerang pada area yang sama (yang telah disinari dengan radiasi), maka pembedahan dapat dilakukan sebagai opsi terapi kekambuhan

• Kemoterapi

Kemoterapi merupakan penggunaan obat beracun untuk membunuh sel-sel kanker. Peran kemoterapi dalam terapi kanker nasofaring terbatas pada 2 situasi berikut:

1. Kanker nasofaring stadium lanjut dimana telah menyebar hingga tulang, hati, dan paru
2. Kombinasi dengan radioterapi untuk meningkatkan efektivitas radioterapi

Pertanyaan Umum terkait Kanker Nasofaring

• Saya mempunyai beberapa keluarga dengan kanker nasofaring. Mereka tidak merokok. Kenapa terjadi kanker nasofaring pada mereka?

Kanker nasofaring bukanlah kanker yang berhubungan langsung dengan merokok. Diketahui kanker nasofaring berhubungan dengan semacam infeksi virus, akan tetapi kanker nasofaring tidak menular. Meskipun belum ada bukti bahwa kanker nasofaring dapat diturunkan, akan tetapi diketahui kanker nasofaring terjadi pada beberapa anggota keluarga

• Saya mempunyai benjolan yang tidak sakit sekitar leher saya. Benjolan tersebut tidak kunjung sembuh walaupun sudah diberikan antibiotik. Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?

Benjolan yang tidak sakit sekitar area leher dapat disebabkan oleh infeksi pada area mulut atau tenggorokan atau mungkin juga merupakan benjolan jinak. Sangatlah penting diperiksa lebih lanjut untuk mengantisipasi benjolan yang bersifat kanker. Jika tidak ada alasan yang jelas mengenai benjolan pada leher seperti infeksi tenggorakan atau TBC, biopsi benjolan untuk pemeriksaan lebih lanjut sangatlah diperlukan

Referensi

Laryngeal cancer, Singapore Cancer Society, https://www.singaporecancersociety.org.sg/learn-about-cancer/types-of-cancer/laryngeal-cancer.html#support-group

Nasopharyngeal Cancer, National Cancer Centre Singapore, https://www.nccs.com.sg/patient-care/conditions-treatments/nasopharyngeal-cancer/

Head and Neck – Nasopharyngeal Cancer, National University Cancer Institute Singapore, https://www.ncis.com.sg/Cancer-Support/About-Cancer/Pages/Head-and-Neck-or-Nasopharyngeal-Cancer.aspx