Kanker merupakan penyakit keganasan yang kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di Indonesia. Dari data GLOBOCAN tahun 20181, jumlah kasus kanker baru di Indonesia mencapai lebih dari 340 ribu kasus, dan diprediksi akan semakin tinggi di tahun-tahun mendatang. Pola makan tidak sehat merupakan salah satu faktor yang mencetuskan kejadian semua jenis kanker.2
Salah satu perdebatan terkait makanan dan kanker adalah korelasi antara asupan gula dan kanker. Apakah benar bahwa asupan gula dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker atau memperburuk kondisi seseorang yang telah mengidap kanker. Ada suatu kekhawatiran bahwa asupan gula akan menjadi sumber makanan sel-sel kanker karena pada beberapa sel kanker tertentu memiliki respon yang lebih kuat terhadap insulin, suatu hormon yang menghantarkan gula/glukosa ke dalam sel.3 Meskipun demikian hingga saat ini belum ada bukti pasti bahwa gula memiliki dampak langsung dalam meningkatkan risiko kejadian kanker atau perburukan kanker. Akan tetapi secara tidak langsung, asupan gula berlebih akan meningkatkan kejadian obesitas dan diabetes melitus. Obesitas dan diabetes melitus adalah faktor yang meningkatkan risiko kejadian kanker. Berbagai data ilmiah menunjukkan korelasi obesitas dengan berbagai jenis kanker seperti kanker endometrium, kanker payudara, kanker esofagus dan lambung, kanker hati, kanker pankreas, hingga kanker kolon.4,5
Beberapa ulasan penelitian juga menjabarkan bahwa asupan gula yang tinggi berkorelasi dengan peningkatan kadar glukosa darah kronik, insulin dan kadar IGF-1 yang dapat menfasilitasi pertumbuhan tumor.6
Akan tetapi telah jelas bahwa mengontrol asupan gula secara berlebih adalah salah satu strategi yang dapat mencegah obesitas dan diabetes sehingga menurunkan risiko kanker.
Referensi:
Healthy Person
Healthy Person
Healthy Person
Bersama kita berjuang melawan kanker. Hubungi kami di +6281 117 117 98 atau info@iccc.id
KIRIM EMAIL