Punya pertanyaan seputar kanker ?

Bergabung dengan forum kami

MENU

Home > Panduan Nutrisi >

Tidak Semua Kanker Payudara Stadium Dini Harus Dikemoterapi Setelah Operasi (Part 2)

Tidak Semua Kanker Payudara Stadium Dini Harus Dikemoterapi Setelah Operasi (Part 2)

Dalam prakter klinis, jika faktor-faktor yang dipertimbangkan mempunyai kecenderungan kambuh kecil semua, misalnya ukuran tumor kecil, gradingnya kecil, ER/PR positif, HER2 negatif, belum ada penyebaran ke kelenjar getah bening, dokter akan lebih mudah menentukan pasien ini dalam kelompok yang resiko kambuhnya rendah1. Namun jika faktor faktor tadi mempunyai kecenderungan kambuh yang  bervariasi, misalnya ER/PR psositif, HER2 negatif, gradingnya 3, ukuran tumornya besar, tetapi belum ada penyebaran ke kelenjar getah bening. Tentunya dokter membutuhkan alat untuk membantu memutuskan terapi yang terbaik untuk pasien. Apakah terapi hormonal saja atau terapi hormonal ditambah kemoterapi. Terapi yang ideal adalah terapi yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Kalau terapinya kurang dari yang seharusnya (under treatment), misalnya pasien mestinya diberikan kemoterapi namun tidak diberikan kemoterapi, resikonya kankernya akan cepat kambuh. Sebaliknya jika pasien mestinya tidak mendapatkan kemoterapi namun pasien mendapatkan kemoterapi (over treatment), artinya pasien tidak mendapatkan manfaat kemoterapi namun pasien mesti menanggung biaya dan efek samping kemoterapi yang sebenarnya tidak perlu.

 

Untuk mengatasi hal ini, beberapa dokter memanfaatkan alat berupa aplikasi  aplikasi  seperti Adjuvant Online2,3 dan PREDICT Plus. Aplikasi aplikasi ini memang dikembangkan untuk membantu dokter mengambil keputusan untuk memberikan terapi sistemik yang tepat untuk pasiennya dengan cara memasukkan atau menginput faktor faktor yang menjadi pertimbangan di atas ke dalam daftar isian yang disediakan aplikasi. Aplikasi ini akan mengolahnya dan sebagai output atau hasilnya adalah saran terapi sistemik yang sesuai untuk pasien yang datanya telah dimasukkan. Aplikasi  aplikasi  di atas cukup membantu dokter menentukan terapi sistemik yang sesuai untuk pasien, dan bisa diakses tanpa perlu mengeluarkan biaya. Namun sayangnya aplikasi ini belum mempertimbangkan  karakeristik molekular individu dari tumor pasien dan ada beberapa parameter yang dimasukkan seperti grading dan ER/PR, HER2 yang diperoleh dari pemeriksaan imunohistokimia mempunyai unsur subjektivitas.

 

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dapat diketahui bahwa kanker adalah penyakit genetik dimana terapinya untuk masing masing pasien dengan penyakit yang sama bisa bebeda. Sehingga dikembangkanlah pemeriksaan yang dikembangkan berdasarkan pemikiran ini. Salah satu  pemeriksaan yang dikembangkan untuk memprediksi tingkat kekambuhan pasien kanker payudara stadium dini dengan menggunakan gen gen yang terlibat pada proses terjadinya kankker payudara adalah Mammaprint. Pemeriksaan genomik ini sudah diuji dan divalidasi pada  ribuan pasien  dan sudah  mendapat persetujuan pemasaran dari FDA  ( lembaga yang berwenang memberikan ijin edar makanan dan obat di Amerika Serikat) pada tahun 2007. Disamping itu pemeriksaan Mammaprint ini juga sudah masuk dalam panduan penatalaksanaan kanker payudara di Institusi yang prestisius baik di Eropa maupun di Amerika Serikat. Sayangnya pemeriksaan Mammaprint ini membutuhkan waktu 2- 3 minggu dari pengiriman sampel  sampai keluar hasilnya, karena sampel jaringan kanker payudara pasien masih harus dikirim ke Laboratorium yang terpusat di Laboratorium Agendia, Amsterdam. Biaya pemeriksaan Mammaprint ini cukup mahal yaitu sekitar empat puluh juta rupiah.

 

Pada pemeriksaan genomik Mammaprint yang diperiksa adalah jaringan biopsi kanker payudara pasien. Pemeriksaan Mammaprint ini akan menghasilkan hasil Low Risk (untuk pasien yang resiko kekambuhannya rendah, sehingga terapi yang dianjurkan adalah terapi hormonal saja) dan High Risk (untuk pasien yang resiko kekambuhannya tinggi, sehingga terapi yang dianjurkan adalah terapi hormonal dan kemoterapi).

 

Pada tahun 2016, telah dipublikasikan hasil studi yang membandingkan akurasi pemeriksaan dengan menggunakan Adjuvant Online dengan Pemeriksaan Genomik Mammaprint. Studi ini melibatkan  6.693 pasien kanker payudara stadium dini di Eropa. Setelah dilakukan operasi, jaringan biopsi pasien di periksa dengan menggunakan Adjuvant Online (memasukkan data klinis dan patologis pasien pada aplikasi Adjuvant Online) dan Pemeriksaan Genomik Mammaprint. Jika hasilnya sama sama Low Risk (resiko kambuhnya rendah), pasien akan mendapatkan terapi hormonal saja, jika hasilnya high risk (resiko kambuhnya besar), pasien akan mendapatkan terapi hormonal dan kemoterapi. Jika hasil Adjuvant Online dan Mamaprint berbeda, misalnya Adjuvant Online High Risk dan Mammaprint Low Risk atau sebaliknya Adjuvant Online Low Risk dan Mammaprint High Risk, maka pasien akan dibagi menjadi 2 kelompok, satu kelompok mendapatkan terapi hormonal saja, satu kelompok yang lain mendapatkan terapi hormonal dan kemoterapi. Kemudian pasien akan dimonitor selama 5 tahun untuk mengetahui hasil terapi yang diberikan dikaitkan dengan hasil pemeriksaan Adjuvant Online  dan Mammaprint.

 

Fokus penelitian MINDACT ini adalah pada kelompok pasien yang berdasarkan pemeriksaan Adjuvant Online hasilnya High Risk namun berdasarkan pemeriksaan Mammaprint hasilnya Low Risk, kemudian dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapatkan terapi hormonal saja dan satu kelompok lainnya mendapatkan terapi hormonal dan kemoterapi. Setelah dimonitor selama 5 tahun kelompok

yang diberikan terapi hormonal saja menunjukkan prosentase jumlah pasien yang belum mengalami penyebaran kanker ke organ lainnya adalah 94,4% sedangkan kelompok yang menerima hormonal  dan kemoterapi 95,9%. Artinya penambahan kemoterapi hanya mengurangi prosentase jumlah pasien yang mengalami penyebaran kanker sebanyak 1,5% yang secara statistik angka ini tidak bermakna. Selain itu perlu dipertimbangkan juga, resiko efek samping yang harus diderita pasien dengan pemberian kemoterapi dengan mendapatkan benefit hanya 1,5%. Jumlah pasien yang berdasarkan Mammaprint Low Risk dan berdasarkan Adjuvant Online High Risk adalah 1.550 dari 3.356 yang berdasarkan pemeriksaan Adjuvant Online dinyatakan High Risk atau prosentasenya 46 %. Sehingga dapat disimpulkan Pemeriksaan Mammaprint dapat mengurangi jumlah pasien yang mendapatkan kemoterapi sebanyak 46% jika dibandingkan pemeriksaan menggunakan Adjuvant Online4.

 

Dengan demikian saat ini dokter dan pasien mempunyai alat tambahan berupa pemeriksaan molekular genomik untuk membantu memutuskan perlu tidaknya pemberian kemoterapi pada pasien kanker payudara stadium dini dengan tingkat akurasi yang jauh lebih baik dibandingkan pemeriksaan menggunakan klinis patologis dengan Adjuvant Online. Karena biaya pemeriksaan yang masih mahal, mungkin pemeriksaan ini hanya akan dilakukan oleh pasien yang mampu secara finansial dengan kondisi jika dokter dan pasien kurang mendapatkan keyakinan dengan pemeriksaan klinis Adjuvant Online, atau pada situasi dimana pasien ingin memastikan bahwa cukup aman bagi pasien tersebut untuk tidak mendapatkan kemoterapi pasca operasi. Yang harus diperhatikan, pemeriksaan ini hanya direkomendasikan untuk kanker payudara stadium dini yaitu stadium I dan II dengan ER positif dan HER2 negatif. Jika stadiumnya sudah III apalagi IV, pasien sangat disarankan untuk menjalani kemoterapi.

 

Selain Mammaprint, pemeriksaan molekular genomik yang beredar di pasaran dunia adalah Oncotype DX, Endopredict dan Pam50 dengan biaya dan lama waktu pemeriksaan yang tidak jauh berbeda. Mammaprint dan Oncotype DX menjadi dua produk pemeriksaan molekular dengan pangsa pasar terbesar. Keduanya mempunyai evidence base yang sangat kuat. Mammaprint dengan studi MINDACT seperti yang telah dibahas di atas Oncotype DX dengan study TAILORX. Namun sejauh ini baru Mammaprint yang sudah dipasarkan di Indonesia.

 

References :

  1. https://www.cancer.ca/en/cancer-information/cancer-type/breast/treatment/risk-of-breast-cancer-recurrence-and-adjuvant-therapy/?region=on
  2. Gradishar, J. William, Assesment of Risk Recurrence : Adjuvant Online, Mammaprint, Oncotype DX, Presentation.
  3. Stenger, Mathew. Use of 21-Gene Recurrence Score vs Adjuvant! Online May Alter Chemotherapy Decisions in Breast Cance, The ASCO Post, Jan,12, 2016.
  4. Cardoso et al, 70-gene Signature as An Aid to Treatment Decision in Early Stage Breast Cancer, New England Journal Medicine, Vol. 375 no. 8, August 25, 2016

ICCC HELPLINE

Bersama kita berjuang melawan kanker. Hubungi kami di +6281 117 117 98 atau info@iccc.id

KIRIM EMAIL