Mendengar kata leukemia, mungkin kita teringat kembali ke masa 2019. Sebuah berita duka datang dari salah satu keluarga mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Istrimya, Ani Yudhoyono dikabarkan meninggal dunia akibat leukemia, kanker penyebab kematian terbanyak nomer lima di Indonesia, setidaknya pada masa itu.
Leukemia
Leukemia atau biasa dikenal sebagai kanker darah adalah jenis kanker / pertumbuhan tidak terkontrol dari induk pembentuk sel dalam darah dalam sum-sum tulang. Umumnya, leukemia terjadi pada sel darah putih, namun sebenarnya dapat terjadi juga pada sel lain dalam darah. Leukemia ini sendiri terbagi sesuai kecepatan pertumbuhannya atau dalam istilah medisnya “akut” dan “kronis” dan terbagi lagi berdasarkan sel utama / induk yang terkena (sel mieloid atau limfoid).
Jenis Leukemia
Leukemia dapat dikategorikan menjadi 4 jenis, yaitu: Leukemia limfositik akut (LLA), limfositik kronis (LLK), mieloid akut (LMA) dan mieloid kronis (LMK). Pada jenis leukemia akut, sel kanker dapat bertumbuh cepat, gejalanya dirasakan nyata dan jika tidak segera diobati dapat berakibat fatal dalam waktu beberapa bulan. Sedangkan, pada jenis leukemia kronis gejalanya tidak langsung dirasakan nyata, orang dengan leukemia kronis dapat merasa kondisinya sehat selama bertahun-tahun dan gejalanya baru terasa di kemudian hari. Secara umum, leukemia kronik lebih sulit diobati dibandingkan leukemia akut.
Insiden dan Prevalensi
Menurut Globocan pada 2020, terdapat 474.519 kasus baru leukemia dan 311.594 kematian akibat leukemia di seluruh dunia, dengan kejadian paling banyak ditemukan di negara Asia. Jenis tersering merupakan leukemia limfositik kronik, yang mana paling banyak terjadi pada orang tua (diatas 55 tahun) dan hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak. Secara umum, kejadian leukemia lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita. Kondisi di Indonesia sendiri, menurut data dari WHO pada tahun 2019, terdapat 11.314 kematian yang diakibatkan oleh leukemia, yang merupakan kanker dengan kasus kematian tertinggi nomer lima, setelah kanker paru-paru, payudara, serviks dan hati.
Faktor risiko
Dengan terpaparnya oleh beberapa faktor risiko ini, seseorang memiliki peluang lebih tinggi untuk terkena leukemia. Antara lain:
Gejala
Secara umum, gejala leukemia tidak khas. Dengan memiliki beberapa gejala ini, belum tentu seseorang pasti di diagnosis leukemia. Gejala hanya membantu untuk memberikan arah dalam diagnosis oleh dokter yang nantinya perlu pemeriksaan lab bertahap. Gejala yang dapat ditimbulkan antara lain: demam, lesu, perdarahan, organ tubuh mengalami perbesaran (hati, limpa, kelenjar getah bening), mudah lebam, perdarahan saat mens yang sangat banyak dan nyeri pada tulang khususnya tulang panjang.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis leukemia cukup memakan waktu, karena diagnosis yang dibuat perlu pemeriksaan lab bertahap. Biasanya dilakukan pemeriksaan darah lengkap, status pembekuan darah, fungsi liver dan apusan darah tepi. Pada pemeriksaan apusan darah tepi, bentuk sel tidak normal dalam darah dapat terlihat dibawah mikroskop. Pemeriksaan sum-sum tulang perlu dilakukan apabila seseorang diduga memiliki leukemia akut.
Beberapa pemeriksaan spesifik seperti BCR-ABL (sebuah protein yang menunjukkan adanya kelainan dalam gen tertentu yang dapat menyebabkan LMK) dan pemeriksaan sitometri, sitogenetik maupun FISH (pemeriksaan untuk mencari secara detail kelainan genetik penyebab kanker untuk pedoman terapi) kadang perlu dilakukan untuk menentukan secara detail subtipe leukemia.
Terapi
Terapi leukemia dilakukan oleh spesialis penyakit dalam, khususnya konsultan hematologi onkologi. Terapi yang akan diberikan biasanya kemoterapi (baik diminum ataupun suntikan), namun akan berbeda secara dosis, jenis obat, durasi sesuai dari hasil diagnosa jenis leukemia, subtipe leukemia dan keadaan pasien saat itu. Terapi juga dapat berubah sesuai kondisi pasien kedepannya dan respon leukemia terhadap terapi yang telah diberikan.
Referensi:
Healthy Person
I AM A SURVIVOR
I AM A SURVIVOR
Bersama kita berjuang melawan kanker. Hubungi kami di +6281 117 117 98 atau info@iccc.id
KIRIM EMAIL