Sehubungan dengan pandemi COVID-19 yang menjadi permasalahan global, banyak hal yang memerlukan penyesuaian dalam keseharian kita akhir-akhir ini. Hal ini berlaku pada semua orang tanpa terkecuali termasuk di dalamnya pasien dengan kanker yang perlu diberikan kemoterapi sesuai dengan jadwal. Kemoterapi diberikan dalam siklus yang berulang. Sebagian besar siklus kemoterapi berkisar antara 2-6 minggu, artinya interval antara siklus satu dan berikutnya adalah 2-6 minggu. Kemoterapi umumnya diberikan selama 4-8 siklus terapi dan jumlah siklus kemoterapi yang diberikan akan ditentukan dan dievaluasi oleh dokter.
Kemoterapi dimaksudkan untuk membunuh sel kanker namun ternyata berdampak pula pada sel sehat. Oleh karena itu, kemoterapi diberikan dengan interval tertentu yang bertujuan agar tubuh pulih dulu dari efek samping kemoterapi pada siklus sebelumnya sebelum masuk ke siklus yang berikutnya. Pemberian kemoterapi dalam bentuk siklus ini telah direncanakan oleh dokter di awal dan penting bagi pasien untuk mengikuti jadwal yang telah ditentukan untuk mencapai hasil yang optimal karena menunda pemberian kemoterapi mengakibatkan efektivitas kemoterapi menurun.
Dengan adanya pandemi COVID-19 ini, tak menutup kemungkinan adanya ketakutan pada pasien yang sedang menjalani kemoterapi untuk datang ke rumah sakit. Bagaikan dilema, menunda kemoterapi mengakibatkan efek yang merugikan namun datang ke rumah sakit seperti membawa ketakutan tersendiri. Pasien dengan kanker memiliki daya tahan tubuh yang kurang baik dan termasuk dalam populasi yang berisiko terinfeksi COVID-19.
ASCO (American Society of Clinical Oncology) menyebutkan bahwa belum terdapat bukti yang mendukung perubahan atau penundaan kemoterapi pada pasien dengan kanker. Keputusan klinis mengenai pemberian kemoterapi disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti risiko kekambuhan jika terapi ditunda, dimodifikasi, atau diinterupsi; jumlah siklus terapi yang telah diselesaikan; dan toleransi pasien terhadap terapi.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan oleh dokter:
Dengan demikian, penilaian ulang risiko dan manfaat pemberian kemoterapi serta pertimbangan risiko terhadap infeksi COVID-19 yang didasarkan pada kondisi masing-masing pasien perlu dilakukan oleh dokter. Kemudian dokter akan melakukan diskusi dengan pasien mengenai pilihan regimen dan jadwal terapi yang tujuannya untuk mengurangi jumlah kunjungan ke rumah sakit. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk melakukan komunikasi dengan dokter terkait terapi dan hal-hal yang perlu dilakukan pada masa pandemik ini.
Pasien sendiri tetap dianjurkan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan infeksi COVID-19 yang telah ditetapkan seperti menjaga jarak, sering mencuci tangan, menghindari kontak dengan orang yang sakit, dan menghindari menyentuh wajah, hidung, mata. Selain itu, pasien diminta untuk mengenali gejala infeksi COVID-19 seperti demam, batuk, nyeri tenggorok, sesak napas, nyeri otot, lelah, dan segera menghubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapat petunjuk lebih lanjut jika mendapati gejala tersebut.
Referensi:
Panduan Pengobatan
Panduan Pengobatan
Panduan Pengobatan
Bersama kita berjuang melawan kanker. Hubungi kami di +6281 117 117 98 atau info@iccc.id
KIRIM EMAIL